Tugas IBD 1: Ilmu Budaya Dasar
1. Apa yang anda ketahui tentang
Ilmu Budaya Dasar ?
Ilmu
budaya dasar adalah salah satu matakuliah yang mempelajari tentang
konsep-konsep kebudayaan dan masalah yang ada disekitar yang menyangkut tentang
manusia dan kebudayaan. Mengapa kita harus mempelajarinya? Karena pada
hakikatnya kebudyaan tidak bisa lepas dari bangsa kita, bangsa Indonesia. Sebab
di Indonesia kebudayaan sangat dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Matakuliah Ilmu Budaya Dasar juga merupakan suatu matakuliah
penunjang sebagai ajang dari pengembangan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan, pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai
budaya.
2.
Budaya apa yang masih dipertahankan di tempat kelahiran Anda ?
Aceh merupakan
salah satu daerah daerah di Indonesia yang memiliki kelimpahan yang sangat
“ruah” terhadap budaya dan tradisi. Asimilasi serta akulturasi yang terjadi
sejak ratusan tahun silam sehingga terbentuk varian budaya di negeri Serambi
Mekah ini.
Salah satu tradisi
yang masih rutin dilaksanakanya yaitu Meugang atau makmeugang adalah
tradisi menyembelih dan memasak hewan seperti sapi, kerbau, ayam atau bebek
untuk kemudian disantap bersama-sama anggota keluarga dan dilaksanakan
setahun tiga kali, yakni dua harisebelum Ramadhan,dua hari sebelum Idul Adha, dan dua harisebelum Idul
Fitri. Tradisi ini juga membentuk kebiasaan di masyarakat Aceh,
bahwa kewajiban para pria adalah membawa pulang daging meugang. Jika ia
tak mampu, maka pria itu seakan-akan hilang marwahnya.
Menurut beberapa catatan sejarah,
tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu di era kesultanan
Iskandar Muda. Di masa itu, sultan dan pengurus kerajaan memotong hewan dalam
jumlah besar, kemudian daging sembelihan tersebut didistribusikan secara gratis
kepada rakyat sebagai kegembiraan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Yang menarik dari tradisi meugang adalah
pengaruhnya terhadap indikator ekonomi yang “modern” yaitu inflasi. Aceh ketika
menuju meugang, merupakan provinsi yang harga daging sapi/lembu termahal di
Indonesia . Jadi, masih masuk di akal jika harga daging sapi di Aceh masuk
rekor sebagai harga termahal.
Masyarakat sendiri seakan sudah
maklum akan tingginya harga daging meugang. Walaupun begitu ,
berapapun harganya tetap ada pembeli. Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak
mampu beli daging sapi seharga di atas seratus ribuan itu, tetap “menghormati”
tradisi meugang dengan
membeli pengganti, seperti ayam atau bebek. Yang penting makan daging, titik.
3. Bagaimana
cara Anda mempertahankan budaya tersebut ?
Dewasa ini hampir seluruh anak muda di Indonesia sudah mulai
melupakan tradisi dan kebudayaan daerahnya masing-masing disebabkan masifnya
arus perkembangan jaman dan “trend” modern yang hingar binger. Hingga mulainya
terkikis rasa keingintahuan, kebanggaan, dan aceh tak acuh terhadap
tradisi/budaya didaerahnya sendiri.Tak terkecuali dengan masyarakat Aceh, Tanah
kelahiran saya ini juga terus tumbuh pesat mengikuti perkembangan jaman
(terutama di kota Banda Aceh]namun tetap mempertahankan marwahnya sebagai daerah/provinsi
yang berlandaskan syariat Islam.
Salah satu cara
mempertahankan tradisi/budaya adalah dengan merasa bangga, menjung tinggi,
serta hormat yang sebesar-besarnya terhadap budaya. Dengan demikian
akan tendensius dalam melestarikan tradisi akan terus terjaga. Sikap acuh tak
acuh , merasa hal-hal yang berhubungan tradisi adalah “ketinggalan jaman” akan hilang.
Mengacu pada Meugang, esensi dari
tradisi Meugang itu sendiri adalah suka cita menyambut ramdahan
& Idul Fitri, berbagi daging bagi yang tidak mampu, serta berkumpul
bersama. Salah satu cara mempertahankan tradisi meugang adalah banyak anak muda
di Aceh sekarang berinisiatif untuk menggalakkan ikut memasak daging
meugang di lapangan terbuka & di pekarangan meunasah [musholla]
yang mana setelah dimasak akan disantap bersama anak yatim & piatu dan
fakir miskin.
Matee aneuk
meupat jeurat, matee adat pat tamita Pepatah diatas tadi memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu, mati
anak ada kuburan, mati adat/budaya dimana kita cari. Maksud mati adat disini
bermakna hilang. Kalau adat orang Aceh itu sendiri sudah hilang dari kehidupan
dalam bermasyarakatnya, dimana kita dapat menemukannya lagi.?, Dari pepatah
diatas dapat disimpulkan bahwa orang Aceh sangat bangga & menjunjung tinggi
adat/tradisi/budaya yang ada.
Komentar
Posting Komentar