TUGAS INOVASI SI 2.3
II.III
Pengaruh Inovasi Sistem Informasi terhadap Pendidikan & Sosial Budaya
Informasi, untuk zaman yang serba
modern saat ini merupakan sebuah hal yang sangat penting dan harus dapat segera
diakses oleh para pemakai yang membutuhkannya. Hal ini sebagai akibat makin beragam
dan kompleksnya aktivitas mansia diberbagai sektor kehidupan. Dengan makin
tingginya penemuan di bidang teknologi khususnya teknologi informasi,
menjadikan teknologi ini sebagai jembatan yang mampu menghubungkan jutaan
manusia dibelahan dunia dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Teknologi informasi telah terbukti membantu memecahkan banyak permasalahan yang
sering dihadapi manusia, terutama yang berkaitan dengan faktor kelemahan
manusia. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi banyak berperan dalam
bidang-bidang antara lain :
1. Bidang
pendidikan (e-education)
Berkembangnya teknologi & Sistem informasi telah
melahirkan hal yang awalnya sulit diterapkan menjadi mudah dan menyenangkan.
Hal tersebut salah satunya dapat ditemukan pada bidang pendidikan. Globalisasi
telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan
tatap muka yang konvensional ke arah pendidika yang lebih terbuka (Mukhopadhyay
M., 1995). Ini menggambarkan bahwa dengan adanya teknologi informasi, para
siswa yang ingin mendapatkan ilmu tidak harus bertatap muka dengan pengajarnya
seperti yang ada sekarang, cukup dengan megakses internet maka kegiatan belajar
mengajar pun dapat dilakukan meskipun tidak 100% menggantikan sistem
konvensional.
Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek
“Flexible Learning?. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun
70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara
ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.Bishop G. (1989) meramalkan bahwa
pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat
diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia,
maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Mason R. (1994) berpendapat bahwa
pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang
memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun,
teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin. Tony
Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan
jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan
mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan
pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on Time)?.
Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan
inter-disipliner. Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan
“Computer-based Multimedia Communication (CMC) yang bersifat sinkron dan
asinkron. Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan
bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan
lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait
pada produktivitas kerja “saat itu juga dan kompetitif. Peranan teknologi informasi dalam pembelajaran ini
juga selain membantu siswa dalam belajar adalah memiliki peranan yang cukup
berpengaruh untuk guru terutama dalam pemanfaatan fasilitas untuk kepentingan
memperkaya kemampuan mengajarnya.Manfaat teknologi informasi bagi guru atara lain:
1. Memperluas background
knowledge guru
2. Pembelajaran lebih dinamis dan
fleksibel
3. Mengatasi keterbatasan bahan ajar/sumber
belajar
4. Kontribusi dan pengayaan bahan
ajar/sumber belajar
5. Implementasi Student Active
Learning (SAL), CBSA, dan PAKEM
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa teknologi
informasi memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, baik dari segi
proses belajar siswa ataupun membantu guru dalam membelajarkan siswa. Pada
dasarnya teknologi informasi ini harus terus dikembangkan agar pemanfaatannya
khususnya dalam dunia pendidikan bisa lebih dioptimalkan.
2. Bidang
Sosial & Budaya
Seperti yang sudah dikatakan diawal, bahwa teknologi sangat mempengaruhi aspek budaya dalam masyarakat, mengingat begitu rentannya budaya terhadap pengaruh dari luar dan juga pengaruh teknologi. Sekali lagi teknologi menjadi kambing hitam dalam kasus ini. Sebenarnya bukan kambing hitam namun hanya sebagai contoh saja sebagai akibat dari ulah manusia yang menyalahgunakan teknologi sehingga menghilangkan aspek yang penting dalam kehidupan bermasyarakat yaitu budaya.Budaya saat ini sudah mulai kendor dan bahkan sudah mulai hilag dalam kehidupan masyarakat, hilangnya budaya tersebut bukan karena apa-apa melainkan karena manusia yang menyalahgunakan teknologi sehingga membuat budaya seakan hilang dari kehidupan masyarakat. Contohnya saja seperti permainan tradisional yang kini sudah mulai hilang, permainan tradisional yang seharusnya dimainkan oleh anak-anak umtuk mengisi waktu luangnya, sehingga masa kecilnya dipenuhi dengan warna-warninya kehidupan. Yang juga dapat dijadikan sebagai pengalaman bagi mereka. Perlahan seakan hilang dari masyarakat. Dan ini karena manusia yang menyalahgunakan teknologi untuk kepentingan pribadi mereka. Para orangtua yang seharusnya mengajarkan pada anak-anaknya cara melestarikan budaya malah mereka yang menghilangkan budaya tersebut, hanya karna mereka malas untuk mendidik sendiri anak mereka sehingga mereka menafkahi anak mereka dengan berbagai macam teknologi yang canggih, seperti permainan game video, dan bahkan anak yang seharusnya belum waktunya mengenyam teknologi sudah di bekali dengan gadget yang membuat mereka merasa malas bermain diluar dan dekan dengan alam. Mengapa bisa terjadi? Tentunya Karena orantuanya yang merasa malas untuk mendidik anaknya dan tidak ingin anaknya rewel dan menghambat pekerjaannya sehingga anaknya dibekali teknologi.
Sungguh sangat miris sekali melihat kelakuan orangtua yang seperti itu. Setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, benar. Pernyataan tersebut memang benar, namun cara yang mereka gunakan tersebut salah, selain menghilangkan budaya hal tersebut juga akan menjadi pemicu kenakalan anak dan juga kekerasan, bahkan bisa sampai pelecehan seksual oleh anak dibawah umur. Bukankah hal tersebut sangat miris, megapa sampai terjadi pembunuhan,pemerkosaan,pencurian,dan kekerasanoleh anak dibawah umur jika bukan karena didikan orangtuanya yang salah? Bisa saja setelah atau semenjak dibekali teknologi berupa gadget oleh orangtuanya si anak tanpa sengaja membuka link-link yang seharusnya bukan untuk anak dibawah umur dan kemudian ia tertarik dan mulai mempelajari hingga mempraktikkannya sendiri.
Sungguh sangat disayangkan, masa-masa yang seharusnya dibekali dengan didikan yang baik dari orangtuanya, masa-masa dimana seharusnya ia bermain dan belajar bersama alam, dihabiskan bersama teknologi yang menyesatkannya. Bukan reknologi yang bersalah dalam hal ini, karena teknologi hanya sebagai alat saja. namun orangtuanya lah yang bersalah karena telah memberikan anaknya makanan berupa gadget yang menyesatkan, seorang anak yang masih dibawah umur belum mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga mereka hanya mengikuti arus permainan teknologi saja. namun bagaimana dengan kita yang sudah bisa membedakan mana yang baik dan juga mana yang buruk? Kita yang sudah bisa membedakan antara yang baik dan burukpun masih ada yang labil dan terjerumus, apalagi anak-anak yang tidak tau menau tentang hal itu.
Seperti juga ada satu budaya yang hilang akibat dari kesalahan orangtua yang lalai dalam mendidik anak sehingga anaknya dididik oleh teknologi. Yaitu cara berpakaian dan juga gaya anak-anak zaman sekarang yang sudah kebarat-baratan juga ke k-pop-an, tidak ada yang salah dengan gaya seperti itu, namun yang salah disini adalah, gaya berpakaian ala kebarat-baratan dan ke k-pop-an itu tidak sesuai dengan budaya kita orang indonesia. Dimana gaya berpakaian kita yang seharusnya lebih tertutup dan agak ketimur-timuran. Bukan seperti menggunakan pakaian yang tak layak pakai dan kurang bahan dalam istilah kita, dan itu semua karena pengaruh teknologi juga yang dimana mereka para remaja, mencari tahu tentang aktriss idolanya dan mencari tahu apa kesukaannya bagaimana gayanya, bagaimana kehidupannya dan bahkan sampai dengan caranya makan, berjalan semua ditiru oleh para remaja yang mengidolakannya.
Bukankah itu semua akibat makanan yang diberikan oleh orangtuanya berupa gadget yang canggih sehingga mereka bisa mengakses apapun yang ada diseluruh dunia dan mereka bisa mengetahui apapun yang terjadi dibelahan bumi lain.
Sebenarnya, semua tergantung pada manusianya, jika orangtua ingin membekali anaknya dengan teknologi yang canggih itu tidak salah, namun yang salahnya disini, setelah membekali anaknya dengan teknologi orangtua tidak lagi membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan sehingga mereka tidak tau mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Jika setelah dibekali teknologi dan juga pendidikan dari orangtuanya maka akan kecil kemungkinan seorang anak akan berperilaku menyimpang.
Selain itu juga, seorang anak juga harus dibekali dengan budaya masyarakat sehigga nantinya mereka akan benar-benar menjadi generasi penerus yang terus memajukan budaya bangsa.
Seperti yang sudah dikatakan diawal, bahwa teknologi sangat mempengaruhi aspek budaya dalam masyarakat, mengingat begitu rentannya budaya terhadap pengaruh dari luar dan juga pengaruh teknologi. Sekali lagi teknologi menjadi kambing hitam dalam kasus ini. Sebenarnya bukan kambing hitam namun hanya sebagai contoh saja sebagai akibat dari ulah manusia yang menyalahgunakan teknologi sehingga menghilangkan aspek yang penting dalam kehidupan bermasyarakat yaitu budaya.Budaya saat ini sudah mulai kendor dan bahkan sudah mulai hilag dalam kehidupan masyarakat, hilangnya budaya tersebut bukan karena apa-apa melainkan karena manusia yang menyalahgunakan teknologi sehingga membuat budaya seakan hilang dari kehidupan masyarakat. Contohnya saja seperti permainan tradisional yang kini sudah mulai hilang, permainan tradisional yang seharusnya dimainkan oleh anak-anak umtuk mengisi waktu luangnya, sehingga masa kecilnya dipenuhi dengan warna-warninya kehidupan. Yang juga dapat dijadikan sebagai pengalaman bagi mereka. Perlahan seakan hilang dari masyarakat. Dan ini karena manusia yang menyalahgunakan teknologi untuk kepentingan pribadi mereka. Para orangtua yang seharusnya mengajarkan pada anak-anaknya cara melestarikan budaya malah mereka yang menghilangkan budaya tersebut, hanya karna mereka malas untuk mendidik sendiri anak mereka sehingga mereka menafkahi anak mereka dengan berbagai macam teknologi yang canggih, seperti permainan game video, dan bahkan anak yang seharusnya belum waktunya mengenyam teknologi sudah di bekali dengan gadget yang membuat mereka merasa malas bermain diluar dan dekan dengan alam. Mengapa bisa terjadi? Tentunya Karena orantuanya yang merasa malas untuk mendidik anaknya dan tidak ingin anaknya rewel dan menghambat pekerjaannya sehingga anaknya dibekali teknologi.
Sungguh sangat miris sekali melihat kelakuan orangtua yang seperti itu. Setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, benar. Pernyataan tersebut memang benar, namun cara yang mereka gunakan tersebut salah, selain menghilangkan budaya hal tersebut juga akan menjadi pemicu kenakalan anak dan juga kekerasan, bahkan bisa sampai pelecehan seksual oleh anak dibawah umur. Bukankah hal tersebut sangat miris, megapa sampai terjadi pembunuhan,pemerkosaan,pencurian,dan kekerasanoleh anak dibawah umur jika bukan karena didikan orangtuanya yang salah? Bisa saja setelah atau semenjak dibekali teknologi berupa gadget oleh orangtuanya si anak tanpa sengaja membuka link-link yang seharusnya bukan untuk anak dibawah umur dan kemudian ia tertarik dan mulai mempelajari hingga mempraktikkannya sendiri.
Sungguh sangat disayangkan, masa-masa yang seharusnya dibekali dengan didikan yang baik dari orangtuanya, masa-masa dimana seharusnya ia bermain dan belajar bersama alam, dihabiskan bersama teknologi yang menyesatkannya. Bukan reknologi yang bersalah dalam hal ini, karena teknologi hanya sebagai alat saja. namun orangtuanya lah yang bersalah karena telah memberikan anaknya makanan berupa gadget yang menyesatkan, seorang anak yang masih dibawah umur belum mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga mereka hanya mengikuti arus permainan teknologi saja. namun bagaimana dengan kita yang sudah bisa membedakan mana yang baik dan juga mana yang buruk? Kita yang sudah bisa membedakan antara yang baik dan burukpun masih ada yang labil dan terjerumus, apalagi anak-anak yang tidak tau menau tentang hal itu.
Seperti juga ada satu budaya yang hilang akibat dari kesalahan orangtua yang lalai dalam mendidik anak sehingga anaknya dididik oleh teknologi. Yaitu cara berpakaian dan juga gaya anak-anak zaman sekarang yang sudah kebarat-baratan juga ke k-pop-an, tidak ada yang salah dengan gaya seperti itu, namun yang salah disini adalah, gaya berpakaian ala kebarat-baratan dan ke k-pop-an itu tidak sesuai dengan budaya kita orang indonesia. Dimana gaya berpakaian kita yang seharusnya lebih tertutup dan agak ketimur-timuran. Bukan seperti menggunakan pakaian yang tak layak pakai dan kurang bahan dalam istilah kita, dan itu semua karena pengaruh teknologi juga yang dimana mereka para remaja, mencari tahu tentang aktriss idolanya dan mencari tahu apa kesukaannya bagaimana gayanya, bagaimana kehidupannya dan bahkan sampai dengan caranya makan, berjalan semua ditiru oleh para remaja yang mengidolakannya.
Bukankah itu semua akibat makanan yang diberikan oleh orangtuanya berupa gadget yang canggih sehingga mereka bisa mengakses apapun yang ada diseluruh dunia dan mereka bisa mengetahui apapun yang terjadi dibelahan bumi lain.
Sebenarnya, semua tergantung pada manusianya, jika orangtua ingin membekali anaknya dengan teknologi yang canggih itu tidak salah, namun yang salahnya disini, setelah membekali anaknya dengan teknologi orangtua tidak lagi membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan sehingga mereka tidak tau mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Jika setelah dibekali teknologi dan juga pendidikan dari orangtuanya maka akan kecil kemungkinan seorang anak akan berperilaku menyimpang.
Selain itu juga, seorang anak juga harus dibekali dengan budaya masyarakat sehigga nantinya mereka akan benar-benar menjadi generasi penerus yang terus memajukan budaya bangsa.
Komentar
Posting Komentar