TUGAS ISD 7 : Ilmu Pengetahuan & Teknologi
Keperluan sekarang adalah
pengetahuan ilmiah yang harus ditingkatkan karena pengetahuan, perbuatan, ilmu
dan etika makin saling bertautan. Semuanya itu memperlihatkan suatu perpaduan
dari pertimbangan moral ilmiah. Dalam hal ini dipertanyakan bagaimna mengkaji
kemampuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan guna memanfaatkan sumber daya
alam, dan bagaimana memanfaatkan sumber daya untuk membasmi kemiskinan.
Teknologi dalam
penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan cerah,
kepercayaannya sudah mendalam. Ini merupakan sikap yang wajar asalkan tetap
dalam konteks penglihatan yang rasional. Sebab teknologi selain mempermudah
kehidupan manusia, mempunyai dampak sosial yang sering lebih penting artinya
daripada kehebatan teknologi itu sendiri.
Menurut Schumacher, dalam
Kecil itu Indah, dunia modern yang dibentuk oleh teknologi menghadapai tiga
krisis sekaligus yaitu:
1. Sifat kemanusiaan
berontak terhadap pola-pola politik, organisasi dan teknologi yang
tidak berperikemanusiaan, yang terasa menyesakkan nafas dan melemahkan badan.
2. Lingkungan hidup
menderita dan menunjukkan tanda-tanda setengah binasa.
3. Penggunaan sumber daya
yang tidak dapat dipulihkan sehingga akan terjadi kekurangan sumber daya alam
tersebut seperti bahan bakar fosil.
Oleh sebab
itu dipertanyakan bagaimana peranan teknologi dalam usaha mengatasi kemiskinan
dan membatasi alternatif pemecahan masalah serta mempengaruhi hasilnya.
Ilmu pengetahuan,
teknologi dan kemiskinan merupakan bagian-bagian yang tidak dapat dibebaskan
dan dipisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi, interelasi, interdepedensi
dan ramifikasi (percabangannya) dan membuatnya operasional dalam rangka sosial
engineering-nya.
1. ILMU PENGETAHUAN
Ada
keseragaman pendapat di kalangan ilmuwan bahwa ilmu itu selalu tersusun dari
pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu
dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif.
Menurut Aristoteles:
pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang
budi; menurut Decartes: ilmu pengetahuan merupakan
serba budi;Bacon dan David Home:
ilmu pengetahuan merupakan pengalaman indera dan batin;Immanuel Kent: Pengetahuan
merupakan persatuan antara budi dan pengalaman; dan menurut teori Phyroo:
mengatakan tidak ada kepastian dalam pengetahuan.
Dari
berbagai macam pandangan diatas diperoleh teori-teori kebenaran pengetahuan:
· Teori yang bertitik tolah
adanya hubungan dalil à teori ini menjelaskan dimana pengetahuan dianggap benar
apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil yang terdahulu.
· pengetahuan benar apabila
ada kesesuaian dengan kenyataan.
· Pengetahuan benar apabila
mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu.
Banyaknya
teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu
definisi ilmu pengetahuan mengalami kesulitan, walaupun dikalangan ilmuwan
sudah ada keseragaman pendapat, namun masih terperangkap dalam tautologis
(pengulangan tanpa membuat kejelasan) dan Pleonasme/mubazir saja. Pembentukan
ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakan bahan dalam penelitian,
meliputi objek material sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan
utuh. Serta objek formal, yaitu sudut pandang yang mengarah kepada persoalan
yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan
objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan yang dimulai dengan
pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa
yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan
dengan cara berfikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif yang berujuk
pada pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya
mencarai berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
Untuk
mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang
bersifat ilmiah yaitu:
- Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
- Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
- Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
- Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi
arti sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai
dasar untuk langkah selanjutnya. Ilmu pengetahuan itu sendiri mencakup ilmu
pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, dan sebagai apa
yang disebut generic meliput segala usaha penelitian dasar dan terapan serta
pengembangannya. Penelitian dasar bertujuan utama menambah pengetahuan ilmiah,
sedangkan penelitian terapan adalah untuk menerapkan secara praktis pengetahuan
ilmiah. Pengembangan diartikan sebagai penggunaan sistematis dari pengetahuan
yang diperoleh penelitian untuk keperluan produksi bahan2, cipta
rencana sistem metode atau proses yang berguna, tetapi yang tidak mencakup
produksi atau engineeringnya (Bachtiar Rifai, 1975). Dalam menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut, perlu diperhatikan hambatan sosialnya.
Bagaimna konteksnya dengan teknologi dan kemungkinan untuk mewujudkan suatu
perpaduan dan pertimbangan moral dan ilmiah. Contoh sederhana tapi mendalam
terjadi pada masyarakat mitis. Dalam masyarakat tersebut ada kesatuan dari
pengetahuan dan perbuatan, demikian pula hubungan sosial di dalam suku dan
kewajiban setiap individu jelas. Argumen ontologis, kalau menurut teori Plato,
artinya berteori tentang wujud atau hakikat yang ada. Keadaannya sekarang sudah
berkembang sehingga manusia sudah mampu membedakan antara ilmu pengetahuan
dengan etika dalam suatu sikap yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. TEKNOLOGI
Dalam konsep
pragmatis dengan kemungkina berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa
ilmu pengetahuan (body of knowledge) dan teknologi sebagai suatu seni (state of
art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses produksi; menyangkut
cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan ketrampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional
mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi
teknologi sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology
of development) sehingga teknologi itu adalah metodi sistematis untuk mencapai
setiap tujuan insani.” (Eugene Staley, 1970).
Teknologi
memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki
otonomi mengeubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis.
Jacques Ellul dalam tulisannya berjudu “The Technological Society” (1964) tidak
mengatakan teknologi tetapi teknik. Meskipun untuk mesin, teknologi atau
prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai
secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat
perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Batasan ini bukan
bentuk teoritis, melainkan perolehan dari aktivitas masing2 dan observasi fakta
dari apa yang disebut manusia modern dengan perlengkapan tekniknya. Jadi teknik
menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil
yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.
Teknologi tepat
guna sering tidak berdaya menghadapi teknologi Barat, yang sering masuk dengan
ditunggangi oleh segelintir orang atau kelompok yang bermodal besar.
Ciri-ciri teknologi Barat tersebut adalah:
- Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dll. Sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
- Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
- Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adlaah menganggap dirinya sebagai pusat yang lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemanjuan secara linier, memahami realitas secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak dengan alam.
Kaitan Ilmu Pengetahuan & Teknologi
Ilmu pegetahuan, teknologi memiliki
kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal
yang tak terpisahkan dalam peranannya
untuk memenuhi kebutuha insani, Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi untuk mengetahui “bagaimana”. Ilmu
pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni
yang berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang
saling berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu
pengetahuan didalamnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan di
dunia (satu dunia)., yang diantarannya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena
itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan
etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral terhadap
penyelidikan ilmiah, sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap
sikap imiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan
ajaran agama.
Fenomena Teknologi pada masyarakat sesuai teori Sastrapratedja (1980)
Fenomena teknik/teknologi
pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut
:
- Rasionalitas, artinya tindakan spontak oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
- Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
- Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non-teknis menjadi kegiatan teknis.
- Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
- Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebuadayaan.
- Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang dengan pesat meliputi
berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya bidang teknik digambarkan sebagaia
berikut :
- Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi.
- Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
- Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Sumber :
https://mfaisalkemal.wordpress.com/2012/12/24/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan-serta-agama-dan-masyarakat/
Komentar
Posting Komentar