TUGAS PTSC 2.1
2.1
Sistem Pendukung Keputusan / DSS (Decision Support Systems)
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di
PT. X.
2. DSS berbasis spreadsheet untuk menganalisis biaya penyelenggaraanpendidikan
Manajemen lembaga pendidikan memerlukan alat bantu dalam perencanaan anggaran yang dapat mensimulasikan pengaruh kebijakan manajemen terhadap anggaran operasional, dan menghasilkan informasi keuangan untuk digunakan dalam menetapkan alternatif pemodelan anggaran yang akan diterapkan. Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah DSS berbasis spreadsheet yang menggunakan kebijakan manajemen sebagai acuan untuk menentukan besaran komposisi anggaran operasional pendidikan dari tahun ke tahun dalam bentuk program Analisis Anggaran.
Manajemen dapat melakukan perubahan atas variabel-variabel kebijakan berupa jumlah mahasiswa, jumlah dosen, pertumbuhan kelas, pertumbuhan biaya yang mempengaruhi anggaran penerimaan dan pengeluaran pada menu proyeksi sehingga didapatkan anggaran proyeksi dari tahun ke tahun. Setiap efek perubahan atas variabel kebijakan akan divisualisasikan dalam bentuk grafik.
3.DSS untuk penanganan jalan lintas timur sumatera
Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus. Kerusakan jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya penanganan perbaikan dan terbatasnya dana. Selama ini penanganan Jalan Lintas Timur dilakukan secara manual sehingga diperlukan sistem informasi yang membantu penanganan dalam hal ini pembuatan Analisis Keputusan.
Aplikasi LTDSS (Lintas Timur Decision Support System) merupakan aplikasi Decision Support System (DSS) untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access 2000 dan Crystal Reports 8.5. Aplikasi LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data kondisi, data lalulintas, data perencanaan serta data biaya. Proses yang dilakukan mengacu pada MAK (Metode Analisis Komponen). Output yang dihasilkan berupa alokasi dana tiap propinsi dan jenis penanganan jalan untuk tiap ruas serta dapat diketahui umur layan dari jalan yang ditinjau.
4. DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia
Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah. Sebagai contoh : pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitor, BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara interaktif. Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai kelayakan proposal kredit.
5. DSS untuk peningkatan produktivitas Hotel Bintang 3 di Surabaya menggunakan AHP dan OMAX
Produktivitas atau perbandingan antara input dan output merupakan salah satu alat yang berpengaruh dalam menentukan profitabilitas dan daya saing dalam perusahaan. Hotel perlu melakukan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada. Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) untuk pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel.
referensi :
http://www.sistem-informasi.xyz/2017/08/pengertian-dss-decision-support-system.html
https://www.researchgate.net/publication/330537334_Mengenal_DEcision_Support_System_DSS
Sistem Pendukung Keputusan (Decision
Support System – DSS)
Konsep DSS
Konsep DSS dimulai pada akhir tahun 1960-an
dengan timesharing komputer. Untuk pertama kalinya seseorang
dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis
informasi.
Baru pada
tahun 1971, istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott
Morton. Mereka merasa perlunya suatu kerangka kerja untuk mengarahkan aplikasi
komputer kepada pengambilan keputusan manajemen dan mengembangkan apa yang
dikenal sebagai Gorry & Scott Morton Grid. Dimana Matriks Grid ini
didasarkan pada konsep Simon mengenai keputusan terprogram dan tak terprogram
serta tingkat-tingkat manajemen Robert N. Anthony.
Gorry dan
Scott Morton mengembangkan jenis-jenis keputusan menurut struktur masalah, dari
terstruktur hingga tidak terstruktur. Untuk menjelaskan tingkat manajemen
puncak, menengah dan bawah, Anthony menggunakan nama perencanaan strategis,
pengendalian manajemen dan pengendalian operasional.
Tahap-tahap
pengambilan keputusan Simon digunakan untuk menentukan struktur masalah.
Masalah terstruktur merupakan suatu masalah yang memiliki struktur pada tiga
tahap yaitu intelijen, rancangan, dan pilihan. Masalah tak terstruktur,
sebaliknya merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki tiga tahap di
atas. Adapun masalah semi-terstruktur merupakan masalah yang memiliki struktur
hanya pada satu atau dua tahap.
Jenis DSS menurut Alter
Steven L.
Alter, dengan berdasarkan kerangka kerja Gorry dan Scott Morton melakukan
penelitian atas 56 sistem pendukung keputusan dan mengembangkan suatu taksonomi
dari enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah.
Jenis yang
memberikan dukungan paling sedikit adalah jenis yang memungkinkan manajer
mengambil elemen-elemen informasi, dimana manajer dapat bertanya pada database
untuk mendapatkan angka penjualan dari salah satu wilayah pemasaran. Berikutnya
DSS yang memungkinkan manajer menganalisis semua file dalam hal suatu laporan
khusus yang menggunakan data dari file, seperti laporan gaji bulanan. Kemudian
sistem yang menyiapkan laporan dari berbagai file seperti perhitungan rugi-laba
dan analisis penjualan produk menurut pelanggan. Adapun model yang dapat
memperkirakan akibat keputusan seperti penentuan harga untuk melihat dampaknya
pada laba bersih. Sedangkan model yang dapat mengusulkan keputusan, misalnya
seorang manajer manufaktur memasukkan data yang menjelaskan tentang pabrik dan
peralatannya. Dan jenis DSS yang memberikan paling banyak dukungan adalah jenis
yang dapat membuat keputusan untuk manajer, misalnya menggunakan contoh suatu
model komputer yang menentukan premi asuransi, dimana operator hanya memasukkan
data dan seterusnya komputer yang menghitung preminya.
Tujuan DSS
Menurut
Peter G.W.Keen dan Scot Morton mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai
DSS:
- Membantu
manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi-terstruktur; yang
menurut Simon sebagai area kelabu yang merupakan tempat sebagian
besar masalah berada.
- Mendukung
penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya; Dimana komputer dapat
ditetapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi manajer
bertanggungjawab atas bagian yang tak terstruktur – menerapkan penilaian
atau intuisi, dan melakukan analisis.
- Meningkatkan
efektifitas pengambilan keputusan daripada efisiensinya; Dimana manajer
mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk memperhalus solusi sehingga
mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat serta manfaat utama
untuk keputusan terbaik senilai dengan waktu dan usaha yang telah
dikeluarkan.
Model DSS
Seperti
halnya model SIA dan SIM, struktur yang serupa dapat digunakan untuk model DSS.
Data dan informasi dimasukkan kedalam database dari lingkungan perusahaan. Isi
database digunakan oleh tiga subsistem perangkat lunak:
- Perangkat
Lunak Penulis Laporan; menghasilkan laporan periodik maupun laporan
khusus. Laporan periodik disiapkan sesuai jadwal tertentu, contohnya
analisis penjualan bulanan menurut pelanggan. Laporan khusus disiapkan
sebagai jawaban atas kebutuhan informasi yang tak terduga maupun sesuatu
yang luar biasa terjadi, contohnya adalah laporan kecelakaan, atau yang
lainnya.
- Model
Matematika; menghasilkan informasi sebagai hasil dari simulasi yang
melibatkan satu atau beberapa komponen dari sistem fisik perusahaan.
- Perangkat
Lunak GDSS (Group Decision Support System); memungkinkan bebarapa
pemecahan masalah, bekerjasama sebagai suatu kelompok mencapai solusi.
Pembuatan Model
Manajer yang
menggunakan model matematika dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut:
- Proses
pembuatan model dapat menjadi pengalaman belajar, dimana pada setiap
proyek model dipelajari sesuatu yang baru mengeenai sistem fisik
- Kecepatan
proses simulasi dapat mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu
singkat, dimana dalam hitungan menit, dapat dibuat simulasi operasi
perusahaan untuk bebrapa bulan, kuartal, atau tahun
- Model
menyediakan daya prediksi – suatu pandangan ke masa depan – yang tidak
dapat disediakan oleh metode penghasil informasi lain
- Model lebih
murah daripada metode trial and error; dimana proses
pembuatan model memang mahal dalam hal waktu maupun perangkat lunak dan
keras yang diperlukan untuk simulasi, tetapi biaya tersebut tidak setinggi
biaya yang disebabkan keputusan yang buruk.
Adapun
kerugian utama yang mengimbangi pembuatan model adalah:
- Kesulitan
pembuatan model sistem bisnis, akan mengahasilkan suatu model yang tidak
menangkap semua pengaruh pada entitas. Misalnya, dalam model yang baru
dijelaskan, seseorang dalam perusahaan harus memperkirakan nilai-nilai
dari elemen-elemen data skenario. Ini berarti bahwa pertimbangan yang
menyeluruh sangat diperlukan dalam menerapkan keputusan yang didasarkan
pada simulasi
- Diperlukan
keahlian matematika tingkat tinggi, untuk mengembangkan sendiri
model-model yang lebih kompleks, keahlian itu juga diperlukan untuk
menafsirkan output secara tepat.
Untuk
mengatasi kerugian tersebut, dilakukan perubahan dengan mengkombinasikan peralatan
pembuatan model yang lebih memudahkan pemakai dan manajer yang lebih mengerti
informasi dan komputer. Disamping itu peningkatan keahlian matematika mutlak
dilakukan untuk mampu mengimbangi model yang semakin rumit.
Konsep GDSS (Group Decision Support System – Sistem
Pendukung Keputusan Kelompok)
Penelitian
DSS mula-mula diarahkan untuk mendukung perorangan, tetapi akhir-akhir ini
kebutuhan pengambilan keputusan kelompok mendapat perhatian. Sebagian besar
kegiatan GDSS sejauh ini diarahkan pada memperbaiki komunikasi dengan
menyediakan pengaturan lingkungan yang mendukung.
GDSS merupakan suatu sistem berbasis komputer yang
mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan)
bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan
yang digunakan bersama.
Asumsi yang
mendasari GDSS adalah komunikasi – antar anggota kelompok – yang lebih baik
memungkinkan keputusan yang lebih baik, dengan melakukan diskusi terfokus pada
masalah agar dapat mendefinisikan masalah secara lebih baik, yang selanjutnya
dapat mengidentifikasi alternatif, sekaligus mengevaluasi alternatif guna
meningkatkan kemungkinan mencapai pemecahan yang baik.
Berikut
adalah beberapa contoh aplikasi yang menggunakan DSS, antara lain :
1. DSS untuk
proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir pada PT. X
Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang ada pada suatu jabatan tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan untuk proses profile matching dan analisis gap yang dibuat berdasarkan data dan norma-norma SDM yang terdapat di
PT. X.
Proses
Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi karyawan dalam Sistem
Kenaikan Jabatan dan Perencanaan Karir berdasar pada 3 aspek yaitu Kapasitas
Intelektual, Sikap Kerja dan Perilaku. Hasil dari proses ini berupa ranking
karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk memilih karyawan
yang cocok pada jabatan yang kosong tersebut. Software ini dibuat dengan
menggunakan Microsoft Access 2000 untuk database dan Borland Delphi 5 sebagai
compiller-nya.
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X.
Dari hasil implementasi sistem, disimpulkan bahwa dengan penggunaan software ini dapat membantu proses pengambilan keputusan terhadap profile matching proses kenaikan jabatan dan perencanaan karir di PT. X.
2. DSS berbasis spreadsheet untuk menganalisis biaya penyelenggaraanpendidikan
Manajemen lembaga pendidikan memerlukan alat bantu dalam perencanaan anggaran yang dapat mensimulasikan pengaruh kebijakan manajemen terhadap anggaran operasional, dan menghasilkan informasi keuangan untuk digunakan dalam menetapkan alternatif pemodelan anggaran yang akan diterapkan. Sistem Pendukung Keputusan yang digunakan adalah DSS berbasis spreadsheet yang menggunakan kebijakan manajemen sebagai acuan untuk menentukan besaran komposisi anggaran operasional pendidikan dari tahun ke tahun dalam bentuk program Analisis Anggaran.
Manajemen dapat melakukan perubahan atas variabel-variabel kebijakan berupa jumlah mahasiswa, jumlah dosen, pertumbuhan kelas, pertumbuhan biaya yang mempengaruhi anggaran penerimaan dan pengeluaran pada menu proyeksi sehingga didapatkan anggaran proyeksi dari tahun ke tahun. Setiap efek perubahan atas variabel kebijakan akan divisualisasikan dalam bentuk grafik.
3.DSS untuk penanganan jalan lintas timur sumatera
Jaringan jalan utama di Pulau Lintas Timur Sumatera dibentuk oleh tiga jalan utama yaitu Lintas Timur, Lintas Tengah dan Lintas Barat. Pada Jalan Lintas Timur Sumatera, banyak terdapat ruas jalan dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat yang sewaktu-waktu berpotensi terputus. Kerusakan jalan yang progresif terjadi karena terlambatnya penanganan perbaikan dan terbatasnya dana. Selama ini penanganan Jalan Lintas Timur dilakukan secara manual sehingga diperlukan sistem informasi yang membantu penanganan dalam hal ini pembuatan Analisis Keputusan.
Aplikasi LTDSS (Lintas Timur Decision Support System) merupakan aplikasi Decision Support System (DSS) untuk penanganan jalan Lintas Timur Sumatera. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0, Ms. Access 2000 dan Crystal Reports 8.5. Aplikasi LTDSS membutuhkan input berupa data ruas, data seksi, data kondisi, data lalulintas, data perencanaan serta data biaya. Proses yang dilakukan mengacu pada MAK (Metode Analisis Komponen). Output yang dihasilkan berupa alokasi dana tiap propinsi dan jenis penanganan jalan untuk tiap ruas serta dapat diketahui umur layan dari jalan yang ditinjau.
4. DSS untuk kelayakan proposal kredit Bank Rakyat Indonesia
Sekarang ini karena banyaknya perusahaan ataupun pengusaha yang mengajukan kredit ke Bank membuat bank tersebut harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah. Sebagai contoh : pemberian kredit Bank Rakyat Indonesia dimana BRI memberikan kredit kepada debitur tetapi melalui proses yang harus dilalui. Penyaluran kredit yang berhasil akan membawa keuntungan yang besar bagi bank. Oleh karenanya BRI harus benar-benar hati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Sebelum menyalurkan kredit kepada seorang calon debitor, BRI harus menilai dulu kelayakan proposal kreditnya.
Dengan adanya perkembangan teknologi komputer di bidang sistem informasi dirancanglah suatu Sistem Pendukung Keputusan Spesifik (Specific Decision Support Systems) SDSS yang dirancang dengan cara cepat (Quick Hit) dan pendekatan secara interaktif. Rancangan SDSS (Specific Decision Support Systems) ini menggunakan perangkat lunak Clipper 5.2 sebagai DSS Tools atau peralatan DSS-nya.
Berdasarkan hasil uji coba sistem, dapat disimpulkan bahwa aplikasi SDSS ini sangat membantu dan memudahkan pihak pengambil keputusan dalam tugasnya menilai kelayakan proposal kredit.
5. DSS untuk peningkatan produktivitas Hotel Bintang 3 di Surabaya menggunakan AHP dan OMAX
Produktivitas atau perbandingan antara input dan output merupakan salah satu alat yang berpengaruh dalam menentukan profitabilitas dan daya saing dalam perusahaan. Hotel perlu melakukan pengukuran produktivitas kerja supaya dapat bertahan dan bersaing dalam efisiensi dan efektivitas dengan hotel-hotel yang lain.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebut, maka perlu adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam mengukur produktivitas kerja dari departemen-departemen yang ada. Aplikasi dari sistem tersebut adalah sebuah aplikasi DSS dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) untuk pembobotan dan Objectives Matrix (OMAX) untuk pengukuran produktivitas. Hasil dari aplikasi yang dibuat adalah berupa informasi mengenai kriteria-kriteria apa saja yang mempengaruhi kinerja hotel.
referensi :
http://www.sistem-informasi.xyz/2017/08/pengertian-dss-decision-support-system.html
https://www.researchgate.net/publication/330537334_Mengenal_DEcision_Support_System_DSS
Komentar
Posting Komentar