TUGAS MANAJEMEN LAYANAN SI 4.4
TESTING UNTUK VOLUME DATA / UKURAN HDD PADA
SERVER
Apa itu RAID? Menurut Wikipedia, RAID (yang kepanjangannya adalah Redundant Array of Independent Disks), adalah sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah.
Dengan RAID, data yang disimpan akan
dibagi/direplika ke beberapa hardisk secara terpisah, guna untuk
meningkatkan kehandalan data atau bisa juga untuk meningkatkkan performa I/O
hardisk.
Kehandalan
data bisa terpenuhi dengan RAID karena penyimpanan data tidak hanya diletakkan
di beberapa disk. Jika ada disk yang rusak, data akan tetap aman, dan hardisk
yang rusak dapat diganti dengan segera tanpa mempengaruhi eksistensi data.
Peningkatan performa I/O hardisk bisa terpenuhi karena ketika hardisk melakukan baca/tulis tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan bersama-sama dengan hardisk lainnya. Istilahnya mereka secara gotong royong melakukan tugas. Sebagai contoh, RAID 0 dengan 2 hardisk, jika kecepatan per disk adalah 7200 rpm, maka dengan RAID 0, kecepatan berlipat ganda, 2 x 7200 rpm = 14400 rpm!
Peningkatan performa I/O hardisk bisa terpenuhi karena ketika hardisk melakukan baca/tulis tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan bersama-sama dengan hardisk lainnya. Istilahnya mereka secara gotong royong melakukan tugas. Sebagai contoh, RAID 0 dengan 2 hardisk, jika kecepatan per disk adalah 7200 rpm, maka dengan RAID 0, kecepatan berlipat ganda, 2 x 7200 rpm = 14400 rpm!
Sejarah
RAID
Penggunaan
istilah RAID pertama kali diperkenalkan oleh David A. Patterson, Garth A. Gibsondan Randy Katz dari University of
California, Berkeley, Amerika Serikat pada tahun 1987.
Tetapi walaupun mereka yang menggunakan istilah RAID pertama kali, tetapi hak
paten RAID sejatinya dimiliki oleh Norman Ken Ouchi dari
IBM, yang pada tahun 1978 mendapatkan paten nomor 092732 dengan judul “System for recovering data stored in failed
memory unit”.
Level-Level
Standar RAID
Pada dasarnya, level standar RAID ada 5.
Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi komputer, beberapa level-level
baru bermunculan. Di artikel ini, saya akan membahas 7 level RAID yang sering
digunakan.
RAID 0
RAID 0 (atau yang disebut juga dengan stripe set atau striped volume), data akan
disimpan terpisah secara merata ke dua hardisk atau lebih, tanpa informasi parity untuk
meningkatkan kecepatan. Parity data di RAID digunakan untuk memeriksa error
hardisk & mendapatkan redundansi data. Jika ada hardisk yang rusak, secara
otomatis RAID akan melakukan rekonstruksi data pada hardisk yang baru.
Nah, pada RAID 0, parity data tidak ada, sehingga jika ada hardisk yang rusak, maka secara otomatis data akan rusak. Tidak ada redundansi/kehandalan data di level RAID 0. Pada umumnya, RAID 0 digunakan untuk meningkatkan performa baca/tulis saja, atau untuk memperbesar kapasitas simpan, tanpa mementingkan redundansi data.
Nah, pada RAID 0, parity data tidak ada, sehingga jika ada hardisk yang rusak, maka secara otomatis data akan rusak. Tidak ada redundansi/kehandalan data di level RAID 0. Pada umumnya, RAID 0 digunakan untuk meningkatkan performa baca/tulis saja, atau untuk memperbesar kapasitas simpan, tanpa mementingkan redundansi data.
Seperti yang
sudah saya sebutkan sebelumnya, dengan RAID 0, kecepatan I/O hardisk akan
meningkat karena kinerja baca/tulis dikerjakan bersama-sama. Dengan 3 hardisk
SATA 7200 rpm, anda akan memiliki performa setara 3 x 7200 rpm = 21600 rpm.
Dengan RAID 0, 3 x 1 TB hardisk = 3 TB hardisk!
Dengan RAID 0, 3 x 1 TB hardisk = 3 TB hardisk!
RAID 1
Dengan RAID 1, data di hardisk pertama akan di salin
(mirroring) persis sama ke hardisk kedua. Jika anda lebih mementingkan performa
baca & kehandalan data, ketimbang simpan, maka RAID 1 adalah pilihan yang
pas.
Pada RAID 1, jika pada salah satu hardisk
terjadi kerusakan, maka data akan tetap aman karena sudah tersalin di hardisk
kedua. Jika hardisk yang rusak mendapatkan ganti, maka secara otomatis RAID 1
akan melakukan salinan/mirorring ke hardisk yang baru.
2 Hardisk yang diatur dengan RAID 1, total
kapasitasnya hanya seperti memiliki 1 hardisk saja. Jadi semisal 2 x 1 TB
hardisk dengan RAID 1, maka kapasitas simpan yang bisa dipakai adalah 1 TB
saja.
Kecepatan baca/tulis pada RAID 1 cukup bagus,
walau tidak setinggi performa pada RAID 0. Kekurangan RAID 1 hanyalah pada
kapasitas simpan saja. RAID 1 banyak digunakan pada operating system (OS) &
transactional database.
RAID 5
RAID 5 menggunakan metode block-level striping dengan
data parity didistribusikan ke semua hardisk. RAID 5 cukup populer karena mampu
menghadirkan redundansi data dengan biaya yang tidak terlalu besar.
RAID 5 memiliki toleransi kerusakan disk
hanya satu saja, sama seperti RAID 1. Jadi, jika anda menggunakan 3 x 1TB
hardisk, maka kapasitas simpan yang bisa digunakan adalah 2 TB saja, karena 1
TB lainnya digunakan untuk toleransi kerusakan.
RAID 5 memiliki performa baca dua kali lipat
lebih cepat, tetapi tidak ada peningkatan pada performa tulis. RAID level ini
dianjurkan untuk penyimpanan data, file server, atau untuk backup server.
RAID 6
RAID 6 sejatinya hampir sama dengan RAID 5, yang
membedakan cuma penambahan parity block. Jika pada RAID 5 toleransi kerusakan
disk hanya satu, pada RAID 6 memiliki 2 disk. Dengan penambahan ekstra parity
block, maka redundansi data lebih bagus ketimbang RAID 5.
Performa baca/tulis tidak ada beda dengan
RAID 5. Level RAID 6 biasanya dianjurkan untuk solusi HA (High Availability),
Mission Critical Apps, dan server yang membutuhkan kapasitas simpan yang
besar).
RAID 10
RAID 10 biasa juga disebut dengan RAID 1+0 atau RAID 1&0, mirip
dengan RAID 0+1, cuma perbedaanya adalah penggunaan level RAIDnya dibalik.
RAID 10
sebenarnya bukan level standar RAID yang diciptakan untuk driver Linux MD. RAID 10
membutuhkan minimal 4 buah hardisk.
RAID 10 adalah kombinasi antara RAID 0 (data
striping) dan RAID 1 (mirroring). Memiliki performa baca/tulis & redundansi
data tertinggi (memiliki toleransi kerusakan hingga beberapa hardisk).
RAID 10 memiliki toleransi kerusakan 1
hardisk per mirror stripe.
RAID 10 biasanya banyak diimplementasikan
pada database, web server & server aplikasi atau server-server yang
membutuhkan performa hardisk tinggi.
RAID 50
RAID 50 (atau juga disebut dengan RAID 5+0) merupakan
kombinasi block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity dari RAID
5. RAID 50 membutuhkan minimal 6 hardisk.Jika salah satu hardisk dari masing-masing
RAID 5 ada yang rusak, data akan tetap aman. Akan tetapi jika hardisk yang
rusak tidak segera diganti, dan hardisk dari RAID 5 tersebut ada yang rusak
lagi, maka semua data di RAID 50 akan rusak. Penggantian hardisk harus
dilakukan agar data tetap terjaga redundansinya.
RAID 50 memilik toleransi kerusakan 1 hardisk
per sub-array. Seperti halnya RAID 10, RAID 50 juga memiliki performa
baca/tulis & redundansi data tinggi (memiliki toleransi kerusakan hingga
beberapa hardisk).
RAID 50 biasanya banyak di implementasikan
pada server database, server aplikasi, dan server penyimpanan file.
RAID 60
RAID 60 (atau juga disebut dengan RAID 6+0) merupakan kombinasi block-level striping dari RAID 0 dengan distribusi parity dari RAID 6. RAID 60 membutuhkan minimal 8 hardisk.
RAID 50 dan RAID 60 tidak banyak perbedaan, yang
membedakan hanya pada toleransi kerusakan hardisk. Jika pada RAID 50 toleransi
kerusakannya 1 hardisk per sub-array, sedang di RAID 60 adalah 2 hardisk per
sub-array.
RAID 60 biasanya banyak di implementasikan
pada solusi High Availability, Mission Critical Apps,atau server yang
membutuhkan kapasitas simpan besar.
referensi:https://tuts.web.id/apa-itu-raid-panduan-perbandingan-lengkap-tentang-teknologi-raid/
Komentar
Posting Komentar