TUGAS ISD 10 : PRASANGKA, DISKRIMINASI & ETNOSENTRISME
Rumusan Masalah :
1. Apa yang anda ketahui tentang Prasangka & Diskriminasi ?
2. Apa yang anda ketahui tentang Etnosentrisme ?
3. Bagaimana upaya untuk mengurangi atau menghilangkan prasangka
& diskriminasi ?
1. PRASANGKA DAN
DISKRIMINASI
A. PRASANGKA (Prejudice)
Ada kalanya kita beranggapan atau memiliki sebuah pikiran yang bernilai positif ataupun negatif baik itu terhadap sesama manusia, mahluk hidup, sebuah teori, pendapat, tindakan maupun terhadap benda mati. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sering kita sebut sebagai prasangka. Berprasangka mirip seperti halnya kita mengkritisi namun masih dipendam dan tidak dilontarkan atau bersifat disembunyikan. Akan tetapi ada benarnya kita mengingat bahwa prasangka – prasangka yang sering bermunculan didalam kehidupan ini kebanyakan merupakan prasangka - prasangka yang bernilai negatif sehingga sejatinya prasangka dianggap sebagai sesuatu yang tidak baik.
B.
DISKRIMINASI
Sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok berdasarkan sebuah prasangka negatif dan menimbulkan dampak yang merugikan bagi korban (Yang Disangka) baik itu kerugian berupa moral, materil, dan sebagainya merupakan hal yang disebut dengan sebuah diskriminasi. Pada umumnya tindakan diskriminasi dilakukan sebagai upaya mengucilkan dan untuk menindas serta mencari keuntungan didalamnya atau merupakan cara untuk memperoleh sebuah prioritas yang diperuntukan kepada dirinya dan atau kelompok.
C. PERBEDAAN PRASANGKA & DISKRIMINASI
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Sikap negatif disebut juga prasangka, walaupun sikap prasangka juga bisa bersifat positif dalam kondisi tertentu. Dalam pengertian ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah negatif karena pengaruh dari faktor lingkungan, sikap dan ego yang tinggi, serta mudah terprovokasi dengan orang lain tanpa ada bukti yang jelas, dan hanya bisa berprasangka dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya, akan tetapi seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu prasangka. Sikap berprasangka jelas tidak adil, karena sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar. Apabila muncul sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, maka akan terjaadi pertenangan sosial yang lebih luas yang akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan kerugian yang cukup besar dalam berbagai aspek.
D. PENYEBAB
TERJADINYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
1. Latar Belakang Sejarah
2. Latar Belakang Perkembangan Sosio –
Kultural dan Situasional
3. Faktor Kepribadian
4. Perbedaan Keyakinan, Ideologi, atau
Agama
2. ETNOSENTRISME
Etnosentrisme adalah sikap yang menggunakan pandangan
dan cara hidup dari sudut pandangnya sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok
lain.
Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan budaya
dan adat istiadat antarkelompok masyarakat tersebut akan menimbulkan konflik
sosial akibat adanya sikap etnosentrisme. Sikap tersebut timbul karena adanya
anggapan suatu kelompok masyarakat bahwa mereka memiliki pandangan hidup dan
sistem nilai yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki
ciri khas kebudayan, yang sekaligus menjadi suatu kebanggaan mereka. Suku
bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan
norma - norma, nilai - nilai yang terkandung dan tersirat dalam kebudayan
tersebut.
Etnosentrisme ialah suatu kecendrungan yang menganggap
nilai - nilai dan norma - norma kebudayaannya sendiri dengan suatu yang prima,
terbaik, mutlak dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan
membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterprestasikan atau menilai kelompok lain dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes. Akibatnya etnosentrisme penampilan yang etnosentrik, dapat menjadi penyebab utama kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Etnosentrisme dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinisme pernah dianut oleh orang - orang German pada jaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari bangsa - bangsa lain dan memandang bangsa - bangsa lain sebagai inferior, lebih rendah, nista dan sebagainya.
Contoh Etnosentrisme di Indonesia :
Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah
perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan
atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga
dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku
yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai
dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa
menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal
dan tidak manusiawi. Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep
yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena
itu, terjadi perbedaan penafsiran mengenai masalah carok antara masyarakat
Madura dan kelompok masyarakat lainnya karena tidak adanya pemahaman atas
konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut dalam masyarakat
Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial budaya
terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak
ditentang oleh para ahli ilmu sosial.
Contoh yang lain adalah kebiasaan memakai koteka bagi
masyarakat papua pedalaman. Jika dipandang dari sudut masyarakat yang bukan
warga papua pedalaman, memakai koteka mungkin adalah hal yang sangat memalukan.
Tapi oleh warga pedalaman papua, memakai koteka dianggap sebagai suatu
kewajaran, bahkan dianggap sebagai suatu kebanggan.
3. UPAYA UNTUK MENGURANGI/MENGHILANGKAN PRASANGKA & DISKRIMINASI
- perbaikan kondisi sosial ekonomi
- Perluasan kesempatan belajar
Jika
dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat mempertahanhan secara konsisten,
beasiswa yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantong pun tidak akan kering
kerontang.
Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai tingkat pendidikan dari
tingkat dasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh warga negara indonesia tanpa
kecuali, prasangka dan perasaan tidak adil pada sektor pendidikan cepat atau
lambat akan hilang lenyap.
- Sikap terbuka dan lapang dada
referensi :
http://pemuda-dan-sosialisasi.blogspot.co.id/p/bab-9-prasangka-diskriminasi-dan.html
Komentar
Posting Komentar