TUGAS IBD 10 : Harapan dan Kepercayaan


1.   Apa yang anda ketahui tentang " Harapan" ?

2.   Apa yang menjadi harapan Anda dalam hidup ?
3. Dalam Buku Filsafat Ilmu, Dr. Yuyun menjelaskan tentang tiga teori kebenaran yaitu :

a.    Teori Koherensi Atau Konsistensi
b.    Teori Korespondensi
c.    Teori Pragmatis
Jelaskan dan berikan contoh dalam kehidupan tentang implementasi teori-teori tersebut !

4.    Jelaskan tentang berbagai kepercayaan berikut ini dan bagaimana usaha meningkatkannya :

a.    Kepercayaan Pada Diri Sendiri
b.    Kepercayaan Pada Orang Lain
c.    Kepercayaan Pada Pemerintah
d.    Kepercayaan Pada Tuhan YME

1.      Harapan  berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan  berarti sesuatu yang diinginkan  dapat terjadi, Dengan demikian  harapan menyangkut masa  depan.Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.
Harapan harus berdasarkan  kepercayaan,  baik kepercayaan  pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan  Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh.   Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Ucok mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Ucok memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.

2. Setiap manusia dalam hidupnya pasti memiliki yang namanya harapan. Manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Bahkan seseorang yang akan meninggal pun memiliki harapan, biasanya berupa pesan-pesan terhadap ahli warisnya. Begitu pun dengan saya . Pada dasarnya saya hanya berharap menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya dan selalu berjuang untuk kemashlahatan orang banyak terutama dibidang sosial  dan juga \ menjadi insan yang tidak hanya berhasil dikehidupan dunia namun juga di kehidupan setelah kematian. Dimana dewasa ini masyarakat Indonesia hanya memikirkan “HARAPAN/cita-cita” yang bersifat duniawi saja namun tidak/jarang berpikir untuk “harapan” di kehidupan barzakkh & akhirat

a.       Teori Kebenaran Koherensi
Yaitu adanya kesesuaian atau keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih tinggi dari sesuatu unsure tersebut, baik berupa skema, system, ataupun nilai. Koherensi bias pada tatanan sensual rasional maupun pada dataran transcendental.
Teori koherensi dapat juga disebut dengan teori konsistensi, yaitu teori yang mengatakan, suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang telah dianggap benar secara logis.

Contoh :  Pernyataan “Seluruh mahasiswa UNS harus mengenakan almamater saat perkuliahan berlangsung”. Sulis adalah mahasiswa UNS, Sulis harus mengenakan almamater saat perkuliahan berlangsung. Pernyataan tersebut adalah benar sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan pertama.
b.      Teori Kebenaran Korespondensi
Teori korespondensi berpandangan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar apabila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan pernyataan yang ada di alam atau obyek yang dituju pernyataan tersebut.
Berfikir korespondensial adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan dengan adanya kejadian yang sejalan atau berlawanan arah antara kenyataan dengan fakta yang diharapkan.

Contoh : Pernyataan “Ibu adalah orang yang melahirkan kita”, pernyataan tersebut benar karena faktanya memang ibulah yang telah melahirkan kita. Sedangkan pernyataan lain “Bapak adalah orang yang melahirkan kita”, pernyataan tersebut tidak benar sebab tidak ada obyek yang berhubungan dengan pernyataan tersebut. Jadi secara faktual “Orang yang melahirkan kita bukan bapak, melainkan ibu”

c. Teori Kebenaran Pragmatis
Teori pragmatis mengatakan bahwa pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Maksudnya, suatu pernyataan adalah benar apabila pernyataan atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
Contoh :
Seseorang yang mencetuskan ide untuk menciptakan suatu alat perontok padi, kemudian ide tersebut direalisasikan hingga tercipta alat perontok padi yang dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah pekerjaannya dalam proses merontokkan padi. Maka alat perontok padi dianggap benar, karena alat tersebut adalah fungsional dan mempunyai kegunaan.


4. MACAM-MACAM KEPERCAYAAN
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas:
a.    Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
 Upaya meningkatkan kepercayaan terhadap diri sendiri:
Mengganti pikiran negatif dengan pikiran positif. Jika Anda sadar bahwa Anda berpikir negatif, alihkan ke pikiran yang positif. Mungkin di sini Anda membutuhkan afirmasi positif, seperti "akan kucoba", "aku bisa berhasil jika mau berusaha", atau "orang-orang pasti mau mendengarkan aku". Setiap hari, mulailah memikirkan beberapa hal positif.

b.    Kepercayaan kepada orang lain:
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.

Upaya meningkatkan kepercayaan terhadap orang lain:
Mendengarkan & saling transparan adalah cara termudah untuk membangun kepercayaan dengan orang-orang

c.    Kepercayaan kepada pemerintah
 Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan). Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator). Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.

Upaya meningkatkan kepercayaan terhadap pemerintah: Menekan perasaan negatif,fitnah dan ikut berpartisipasi dalam program pemerintah

d.    Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.

Upaya meningkatkan kepercayaan terhadap Tuhan :

Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.

referensi :
http://ulfalfianita.blogspot.com/2013/05/pandangan-hidup-harapan-dan-tanggung.html
http://nazhiratulkhairat06.blogspot.com/2017/05/teori-kebenaran-korespindensi-koherensi.html
https://id.wikihow.com/Membangun-Rasa-Percaya-Diri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS PTSC 2.4

TUGAS INOVASI SI 3.3

TUGAS PTSC 1.3