TUGAS IBD 5: Cinta, Kasih, Keadilan, Kejujuran & Kecurangan
1. Bagaimana pandangan anda tentang cinta
kasih menurut pandangan/ajaran agama?
Menurut saya sudah jelas, cinta & kasih yg selama ini digembar gemborkan terutama oleh anak muda sungguh tidak sehat. Twerutama ketika berujung ke cinta erotis/nafsu. Oleh karena itu terhadap makhluk tidaklah boleh melebihi cintanya kepada Sang Pencipta. Simpang siur tentang cinta dalam agama islam, bisa diartikan sebenarnya tidak boleh dikarenakan belum muhrim, karena dalam agama islam belum boleh mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum menikah, apabila sudah menikah, baru boleh mencintai dan memiliki.Sebenarnya cinta dalam agama islam adalah cinta kita terhadap Sang Pencipta, kita cinta terhadap semua yang telah diciptakan demi meneruskan hidup di dunia yang harus kita syukuri atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita di dunia, janganlah kita mendustai apa yang telah diberikan oleh Allah Swt, kita harus cinta (melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan dan menjauhi segala larangannnya).
Menurut saya sudah jelas, cinta & kasih yg selama ini digembar gemborkan terutama oleh anak muda sungguh tidak sehat. Twerutama ketika berujung ke cinta erotis/nafsu. Oleh karena itu terhadap makhluk tidaklah boleh melebihi cintanya kepada Sang Pencipta. Simpang siur tentang cinta dalam agama islam, bisa diartikan sebenarnya tidak boleh dikarenakan belum muhrim, karena dalam agama islam belum boleh mencintai dan memiliki lawan jenis sebelum menikah, apabila sudah menikah, baru boleh mencintai dan memiliki.Sebenarnya cinta dalam agama islam adalah cinta kita terhadap Sang Pencipta, kita cinta terhadap semua yang telah diciptakan demi meneruskan hidup di dunia yang harus kita syukuri atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita di dunia, janganlah kita mendustai apa yang telah diberikan oleh Allah Swt, kita harus cinta (melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan dan menjauhi segala larangannnya).
Pada dasarnya kasih sayang adalah fitrah yang dianugerahkan Allah Swt kepada
mahluknya. Misalnya hewan, kita perhatikan begitu kasihnya kepada anaknya,
sehingga rela berkorban jika anaknya diganggu. Naluri inipun ada pada manusia,
dimulai dari kasih sayang orang tua kepada anaknya, begitu pula sebaliknya.
Akan tetapi naluri kasih sayang ini dapat tertutup jika terdapat
hambatan-hambatan misalnya pertengkaran, permusuhan, kerasukan, kedengkian dan
lain-lain.Sayang menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan
kasihan. Oleh karena itu, kasih sayang diartikan sebagai cinta, kasih atau amat
suka. Dengan demikian, maka sayang memperkuat rasa kasih seseorang yang
diwujudkan dalam tindakan yang nyata, dan semuanya bersumber dari rasa cinta.
2. Hubungan
manusia dengan keadilan dapat dibagi menjadi :
a. Keadilan legal/moral
b. keadilan distributif
c. keadilan komunikatif
Jelaskan & berikan implementasinya!
a. Keadilan legal/moral
b. keadilan distributif
c. keadilan komunikatif
Jelaskan & berikan implementasinya!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak, atau tidak sewenang-wenang, sehingga keadilan mengandung pengertian sebagai suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak, atau tidak sewenang-wenang. Keadilan pada umumnya sulit diperoleh. Sehingga kalau terpaksa harus dituntut.
Dalam hal ini, untuk memperoleh keadilan biasanya dierlukan pihak ketiga
sebagai penengah, dengan harapan, pihak tersebut dapat bertindak adil terhadap
pihak-pihak berselisih. Oleh kartena itu, pihak ketiga harus netral, tidak
boleh menguntungkan salah satu pihak. Pihak ketiga sangat diperlukan, karena
tanpa pihak ketiga, yang berselisih akan beresikap konfrontatif yang
apabila dibiarkan dapat mengarah kepada kekerasan.
Sesuai dengan sifatnya, peradilan yang diadakan oleh pemerintah diberi lambang
sebuah neraca yang horizontal yang mengandung arti bahwa keadilan tidak berat
sebelah. Di Eropa, Kususnya di Yunani kuno, keadilan dipimpin oleh Dewi
keadilan, digambarkan sebagai seorang wanita yang membawa timbangan dan pedang
dengan mata yang tertutup kain agar ia tidak melihat. Hal ini diartikan “tanpa
pandang bulu”. Jadi, demi keadilan siapapun yang dinilai bersalah akan ditindak
dengan tegas. Di dalam masyarakat ada tiga macam
bentuk keadilan yang pokok, hal ini berdasarkan tiga macam hubungan hidup
manusia bermasyarakat, yaitu keadilan komutatif, keadilan distributif, dan
keadilan legalis. Ketiga macam keadilan ini diuraikan sebagai berikut:
a. Keadilan
Legal/moral (Iustitia Legalis) : Pengertian keadilan legal adalah
keadilan menurut undang-undang dimana objeknya adalah masyarakat yang
dilindungi UU untuk kebaikan bersama atau banum commune. Contoh
keadilan legal adalah Semua pengendara wajib menaati rambu-rambu lalu
lintas.
b. Keadilan Distributif (Iustitia Distributiva)
: Pengertian keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan kepada
masing-masing terhadap apa yang menjadi hak pada suatu subjek hak yaitu
individu. Keadilan distributif adalah keadilan yang menilai dari
proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan jasa, kebutuhan, dan kecakapan.
Contoh keadilan distributif adalah karyawan yang telah bekerja selama 30 tahun,
maka ia pantas mendapatkan kenaikan jabatan atau pangkat.
c. Keadilan Komunikatif (Iustitia Communicativa) : Pengertian keadilan komunikatif adalah keadilan yang memberikan
kepada masing-masing orang terhadap apa yang menjadi bagiannya dengan
berdasarkan hak seseorang pada suatu objek tertentu. Contoh keadilan
komunikatif adalah Iwan membeli tas andri yang harganya 100 ribu maka iwan
membayar 100 ribu juga seperti yang telah disepakati.
3. Apa
yang anda ketahui tentang sesuatu yang berkaitan dengan kejujuran & kecurangan?
a. Kejujuran
Kejujuran, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti kelurusan hati atau ketulusan hati. Seseorang dikatakan jujur apabila ia memiliki kelurusan atau ketulusan hati. Hati yang tulus atau lurus adalah hati atau perasaan yang ada pada diri seseorang dan memiliki nilai yang baik. Lawan dari seseorang yang hatinya jujur ialah orang yang hatinya tidak bersih dan bersifat curang, sehingga tidak baik dan biasanya bicaranya berbelit-belit. Kejujuran bersangkut erat dengan masalah nurani. Menurut M. Alamsyah (1986: 83) dalam bukunya budi nurani, filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Di dalamnya tersimpan getaran kejujuran atau ketulusan yang selalu mengarah kepada kebenaran lokal maupun kebenaran ilahi. Apabila dikembangkan, nurani dapat menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Jadi, getaran kejujuran ataupun ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan. Atas keyakinan yang terdapat dalam diri seseorang, kita dapat mengetahui kepribadiannya. Oleh karena itu, kita dapat menilai bahwa orang yang memiliki ketulusan tinggi akan memiliki keyakinan yang matang, sebaliknya seseorang yang hatinya tidak bersih dan mau berpikir curang memiliki kepribadian yang buruk dan rendahdan sring tidak yakin kepada dirinya. Apa yang ada dalam nuraninya banyak dipengaruhi oleh pemikirannya yang kadang-kadang justru bertentangan. Dengan bertolak ukur dari hati nuraninya, seseorang dapat ditebak dengan perasaan moril dan susilanya, yaitu perasaan yang dihayati apabila harus menentukan pilihan, apakah hal itu baik atau buruk, benar atau salah. Hati nurani selalu bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran. Manusia yang mau mengikutinya akan memiliki kejujuran dan menjadi manusia jujur. Sebaliknya, orang yang secara terus-menerus berpikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya, akan selalu mengalami konflik batin. Ia akan terus mengalami ketegangan dan sifat kepribadiannya yang senestinya tunggal jadi terpecah. Keadaan ini akan sangat berpengaruh pada jasmani ataupun rohaninya, sehingga dapat menimbulkan penyakit yang disebut psikoneurosa, Adapun wujud dari perasaan etis atau susila ini antara lain dapat berupa kesadaran akan kewajiban, rasa keadilan, dan juga ketidakadilan. Nilai-nilai etis tersebut diambil berdasarkan kaitannya antara hubungan manusia yang satu dan manusia yang lain. Selain nilai etis yang terkait erat antar sesama manusia, hati nurani terkait erat juga dalam hubungan antara manusia dan Tuhan. Dalam hal ini, manusia yang memiliki budi nurani yang amat peka dalam hubungannya dengan tuhan adalah manusia agama yang selalu ingat kepada-Nya sebagai sang pencipta, selalu mematuhi apa yang diperintah-Nya, berusaha untuk tidak melanggar larangan-Nya, selalu mensyukuri apa yang diberikan-Nya, selalu merasa dirinya berdosa apabila tidakmenuruti apa yang digariskan-Nya, dan akan selalu gelisah tidur apabila belum menjalankan ibadah untuk-Nya.
Kejujuran, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti kelurusan hati atau ketulusan hati. Seseorang dikatakan jujur apabila ia memiliki kelurusan atau ketulusan hati. Hati yang tulus atau lurus adalah hati atau perasaan yang ada pada diri seseorang dan memiliki nilai yang baik. Lawan dari seseorang yang hatinya jujur ialah orang yang hatinya tidak bersih dan bersifat curang, sehingga tidak baik dan biasanya bicaranya berbelit-belit. Kejujuran bersangkut erat dengan masalah nurani. Menurut M. Alamsyah (1986: 83) dalam bukunya budi nurani, filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Di dalamnya tersimpan getaran kejujuran atau ketulusan yang selalu mengarah kepada kebenaran lokal maupun kebenaran ilahi. Apabila dikembangkan, nurani dapat menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Jadi, getaran kejujuran ataupun ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan. Atas keyakinan yang terdapat dalam diri seseorang, kita dapat mengetahui kepribadiannya. Oleh karena itu, kita dapat menilai bahwa orang yang memiliki ketulusan tinggi akan memiliki keyakinan yang matang, sebaliknya seseorang yang hatinya tidak bersih dan mau berpikir curang memiliki kepribadian yang buruk dan rendahdan sring tidak yakin kepada dirinya. Apa yang ada dalam nuraninya banyak dipengaruhi oleh pemikirannya yang kadang-kadang justru bertentangan. Dengan bertolak ukur dari hati nuraninya, seseorang dapat ditebak dengan perasaan moril dan susilanya, yaitu perasaan yang dihayati apabila harus menentukan pilihan, apakah hal itu baik atau buruk, benar atau salah. Hati nurani selalu bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran. Manusia yang mau mengikutinya akan memiliki kejujuran dan menjadi manusia jujur. Sebaliknya, orang yang secara terus-menerus berpikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya, akan selalu mengalami konflik batin. Ia akan terus mengalami ketegangan dan sifat kepribadiannya yang senestinya tunggal jadi terpecah. Keadaan ini akan sangat berpengaruh pada jasmani ataupun rohaninya, sehingga dapat menimbulkan penyakit yang disebut psikoneurosa, Adapun wujud dari perasaan etis atau susila ini antara lain dapat berupa kesadaran akan kewajiban, rasa keadilan, dan juga ketidakadilan. Nilai-nilai etis tersebut diambil berdasarkan kaitannya antara hubungan manusia yang satu dan manusia yang lain. Selain nilai etis yang terkait erat antar sesama manusia, hati nurani terkait erat juga dalam hubungan antara manusia dan Tuhan. Dalam hal ini, manusia yang memiliki budi nurani yang amat peka dalam hubungannya dengan tuhan adalah manusia agama yang selalu ingat kepada-Nya sebagai sang pencipta, selalu mematuhi apa yang diperintah-Nya, berusaha untuk tidak melanggar larangan-Nya, selalu mensyukuri apa yang diberikan-Nya, selalu merasa dirinya berdosa apabila tidakmenuruti apa yang digariskan-Nya, dan akan selalu gelisah tidur apabila belum menjalankan ibadah untuk-Nya.
b. Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
referensi :
https://andrazain.wordpress.com/2013/05/31/manusia-dan-keadilan/
https://nenxtyas.wordpress.com/2013/01/05/cinta-kasih-sayang/
https://nenxtyas.wordpress.com/2013/01/05/cinta-kasih-sayang/
Komentar
Posting Komentar