TUGAS ISD 12 : Kehidupan Sosial Masyarakat, Kemiskinan & Toleransi
Rumusan Masalah:
1. Menurut Anda, mengapa ISD sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa ?
2. Bagaimana cara untuk meminimalis tingkat kemiskinan
jika dilihat dari globalisasi ?
3. Berikan contoh konkrit kehidupan sosial masyarakat
yang masih terjaga yang memiliki
nilai positif ?
nilai positif ?
4. Berikan contoh kehidupan toleransi agama di daerah
Anda !
1. ISD dan Mahasiswa
Pada dasarnya Ilmu Sosial Dasar
merupakan ilmu yang sangat universal terutama dalam bermasyarakat. Terlebih
bagi seorang mahasiswa, Ilmu Sosial Dasar sangat penting bagi mahasiswa karena ini diberikan
dalam rangka untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya
tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya
dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka.
Melihat dari tujuan Ilmu Sosial Dasar, kita bisa melihat akan ada banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat-manfaat tersebut belum tentu kita dapatkan pada ilmu lainnya . Ilmu Sosial Dasar juga dapat membantu mahasiswa untuk melatih kemampuan softskill-nya. Dengan begitu para mahasiswa bukan hanya memiliki kemampuan akademik dan profesi melainkan juga kemampuan pribadi. Perusahaan-perusahaan tentu bukan hanya merekrut lulusan-lulusan yang cerdas tetapi juga yang memiliki budi pekerti dan kemampuan softskill yang mereka nilai cukup untuk lulusan tersebut mengemban tugasnya saat diterima nanti. Lulusan yang memilikisoftskill dan kepribadian yang baik tentu akan lebih mudah diterima oleh perusahaan-perusahaan yang ada. Selain itu, Ilmu Sosial Dasar juga merupakan sarana untuk mahasiwa mengembangkan pribadinya dan mencapai pribadi yang diharapkan.
Melihat dari tujuan Ilmu Sosial Dasar, kita bisa melihat akan ada banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat-manfaat tersebut belum tentu kita dapatkan pada ilmu lainnya . Ilmu Sosial Dasar juga dapat membantu mahasiswa untuk melatih kemampuan softskill-nya. Dengan begitu para mahasiswa bukan hanya memiliki kemampuan akademik dan profesi melainkan juga kemampuan pribadi. Perusahaan-perusahaan tentu bukan hanya merekrut lulusan-lulusan yang cerdas tetapi juga yang memiliki budi pekerti dan kemampuan softskill yang mereka nilai cukup untuk lulusan tersebut mengemban tugasnya saat diterima nanti. Lulusan yang memilikisoftskill dan kepribadian yang baik tentu akan lebih mudah diterima oleh perusahaan-perusahaan yang ada. Selain itu, Ilmu Sosial Dasar juga merupakan sarana untuk mahasiwa mengembangkan pribadinya dan mencapai pribadi yang diharapkan.
2. Solusi untuk Meminimalisir Tingkat Kemiskinan jika Dilihat dari
Globalisasi
Kemiskinan dan globalisasi memang sudah lama menjadi
bahan perdebatan, bukan hanya di kalangan ekonom-ekonom dalam negeri, tapi
juga dunia. Perdebatannya pun tak pernah jauh-jauh dari bagaimana
dampak globalisasi terhadap kemiskinan; menekan kemiskinan atau justru memperbesar
kemiskinan. Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia
dan hingga kini masih menjadi isu dibelahan bumi manapun. Selain itu,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara
berkembang melainkan juga negara maju seperti Amerika Serikat.
Lalu bagaimana mengatasi kemiskinan yang terjadi dalam konteks saat ini di Indonesia dengan globalisasi yang mau tak mau terjadi?. Sebenarnya cara yang dapat dilakukan yang pertama adalah menghidupkan kembali kearifan lokal yang ada pada masyarakat Indonesia. karena kearifan lokal itulah sebenarnya yang menjaga nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu dijaga dengan berbasis pada jalinan hubungan yang saling percaya antar masyarakat. Seperti kebiasaan saling tolong-menolong, kerjasama, dan mempererat hubungan kepercayaan antar sesama. Kondisi itulah yang sebenarnya akan memperkaya modal sosial masyarakat. Jika modal sosial di dalam masyarakat yang berbasis pada hubungan kepercayaan ini dapat dicapai, maka yang terjadi adalah hubungan yang saling tolong-menolong antar masyarakat. Orang yang berada di dalam kelas atas akan mau berhubungan baik dengan orang yang berada di dalam kelas bawah. Karena hubungan kepercayaan ini sifatnya merekatkan jarak antara kelas atas dengan kalas bawah. Hubungan baik ini tentu akan menumbuhkan sikap untuk bekerjasama dengan berbasis pada hubungan kepercayaan. Terlebih jika kepercayaan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang apapun lebih member kepercayaan kepada penduduk local sebagai pegawai atau pekerjanya tentu saja pengangguran akan berkurang sehingga tingkat kemiskinan semakin menurun. Tentu andil pemerintah yang memberikan “ladang pekerjaan” yang terstruktural serta program pengembangan skill ke warga negara secara komprehensif tentu akan menghasilkan SDM yang maksimal.Jika hal ini dapat tercapai, bukan tidak mungkin lagi permasalahan kemiskinan yang ada di Indonesia ini dapatteratasidenganbaik.
3. Contoh Konkrit Kehidupan Sosial Masyarakat yang Masih Terjaga &
Memiliki Nilai Positif
Dewasa ini kehidupan sosial masyarakat Indonesia semakin tergerus. Terutama di daerah perkotaan, yang mana masyarakatnya hanya focus ke karier, gadget (teknologi), sosial media (dunia maya), kurangnya rasa empati dan simpati yang mana menjurus ke hal-hal yang individual. Sehingga nilai-nilai sosial yang dulunya merupakan “kebanggaan” masyarakat Indonesia pun perlahan menghilang.
Namun dibalik globalisasi, sosial media, & kemajuan teknologi yang terus maju, masih ada kehidupan sosial masyarakat yang masih sangat kental dengan kearifan local. Contoh kasusnya dilingkungan sekitar tempat saya tinggal (kost-an). Setiap malam di warung kopi di dekat tempat saya tinggal ada saja hal-hal yang dibahas, dirundingkan & diperdebatkan oleh para “penghuni” warkop tersebut. Dari abg, mahasiswa, bapak-bapak, hingga kakek-kakek melakukan “rutinitas” sosialnya dengan beradu argument tentang politik, ekonomi, budaya, olahraga, agama serta lawan jenis. Terkadang sesekali mengadakan turnamen catur kecil-kecilan di warkop tersebut walaupun hanya 4-5 orang yang ikut bermain. Terlebih jika “musim” turnamen sepakbola dunia atau eropa sudah mulai bergulir, maka setiap malam hingga dinihari warkop tersebut dipenuhi dengan teriakan gol, saling ejek serta adu pendapat dengan tim kesayangannya.
Mungkin dilihat dari sudut pandang masyarakat awam social habbits tersebut merupakan hal lumrah sedangkan dari sudut pandang orang yang bersifat individual dan acuh social habbits di warkop tersebut merupakan kegiatan yang buang-buang waktu/ sia-sia. Padahal menilik dari perkembangan global sekarang ini, “Suasana Kehidupan warkop” yang saya ceritakan diatas tadi merupakan salah satu kearifan lokal / social culture yang masih ada atau “hidup”didaerah perkotaan .
4. Kehidupan Toleransi di Aceh
Lalu bagaimana mengatasi kemiskinan yang terjadi dalam konteks saat ini di Indonesia dengan globalisasi yang mau tak mau terjadi?. Sebenarnya cara yang dapat dilakukan yang pertama adalah menghidupkan kembali kearifan lokal yang ada pada masyarakat Indonesia. karena kearifan lokal itulah sebenarnya yang menjaga nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai itu dijaga dengan berbasis pada jalinan hubungan yang saling percaya antar masyarakat. Seperti kebiasaan saling tolong-menolong, kerjasama, dan mempererat hubungan kepercayaan antar sesama. Kondisi itulah yang sebenarnya akan memperkaya modal sosial masyarakat. Jika modal sosial di dalam masyarakat yang berbasis pada hubungan kepercayaan ini dapat dicapai, maka yang terjadi adalah hubungan yang saling tolong-menolong antar masyarakat. Orang yang berada di dalam kelas atas akan mau berhubungan baik dengan orang yang berada di dalam kelas bawah. Karena hubungan kepercayaan ini sifatnya merekatkan jarak antara kelas atas dengan kalas bawah. Hubungan baik ini tentu akan menumbuhkan sikap untuk bekerjasama dengan berbasis pada hubungan kepercayaan. Terlebih jika kepercayaan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang apapun lebih member kepercayaan kepada penduduk local sebagai pegawai atau pekerjanya tentu saja pengangguran akan berkurang sehingga tingkat kemiskinan semakin menurun. Tentu andil pemerintah yang memberikan “ladang pekerjaan” yang terstruktural serta program pengembangan skill ke warga negara secara komprehensif tentu akan menghasilkan SDM yang maksimal.Jika hal ini dapat tercapai, bukan tidak mungkin lagi permasalahan kemiskinan yang ada di Indonesia ini dapatteratasidenganbaik.
3. Contoh Konkrit Kehidupan Sosial Masyarakat yang Masih Terjaga &
Memiliki Nilai Positif
Dewasa ini kehidupan sosial masyarakat Indonesia semakin tergerus. Terutama di daerah perkotaan, yang mana masyarakatnya hanya focus ke karier, gadget (teknologi), sosial media (dunia maya), kurangnya rasa empati dan simpati yang mana menjurus ke hal-hal yang individual. Sehingga nilai-nilai sosial yang dulunya merupakan “kebanggaan” masyarakat Indonesia pun perlahan menghilang.
Namun dibalik globalisasi, sosial media, & kemajuan teknologi yang terus maju, masih ada kehidupan sosial masyarakat yang masih sangat kental dengan kearifan local. Contoh kasusnya dilingkungan sekitar tempat saya tinggal (kost-an). Setiap malam di warung kopi di dekat tempat saya tinggal ada saja hal-hal yang dibahas, dirundingkan & diperdebatkan oleh para “penghuni” warkop tersebut. Dari abg, mahasiswa, bapak-bapak, hingga kakek-kakek melakukan “rutinitas” sosialnya dengan beradu argument tentang politik, ekonomi, budaya, olahraga, agama serta lawan jenis. Terkadang sesekali mengadakan turnamen catur kecil-kecilan di warkop tersebut walaupun hanya 4-5 orang yang ikut bermain. Terlebih jika “musim” turnamen sepakbola dunia atau eropa sudah mulai bergulir, maka setiap malam hingga dinihari warkop tersebut dipenuhi dengan teriakan gol, saling ejek serta adu pendapat dengan tim kesayangannya.
Mungkin dilihat dari sudut pandang masyarakat awam social habbits tersebut merupakan hal lumrah sedangkan dari sudut pandang orang yang bersifat individual dan acuh social habbits di warkop tersebut merupakan kegiatan yang buang-buang waktu/ sia-sia. Padahal menilik dari perkembangan global sekarang ini, “Suasana Kehidupan warkop” yang saya ceritakan diatas tadi merupakan salah satu kearifan lokal / social culture yang masih ada atau “hidup”didaerah perkotaan .
4. Kehidupan Toleransi di Aceh
Kebetulan saya sendiri berasal dari Aceh alias Tanah
Rencong atau Bumi Serambi Mekkah. Maka kali ini saya akan membahas bentuk
kehidupan toleransi agama serta suku di Aceh.
Sejak jaman Belanda, Banda Aceh dikenal sebagai daerah yang sangat toleransi dalam beragama. Hal tersebut nampak dibangunnya beberapa gereja dan tidak pernah saling terganggu satu sama lain. Dari tahun ke tahun perayaan natal di provinsi yang berjulukan Serambi Mekkah selalu berlangsung aman. Bahkan pihak aparat keamanan ikut mengamankan peribadatan non-Muslim yang minoritas di negeri syariat. Hal tersebut menunjukkan begitu toleransi masyarakat Aceh terhadap umat agama lain. Tak perlu melihat lebih jauh, pada 2011, sebuah media nasional Suara Pembaharuan menurunkan berita dengan judul “Perayaan Natal di Provinsi Aceh Berlangsung Aman” dalam berita tersebut dijelaskan secara umum natal berlangsung aman dalam suasana kondusif. Begitu juga dengan agama-agama lainnya seperti Hindu, Konghucu & budha, semua menjalankan ibadahnya dengan aman dan nyaman di bumi Aceh.
Sejak jaman Belanda, Banda Aceh dikenal sebagai daerah yang sangat toleransi dalam beragama. Hal tersebut nampak dibangunnya beberapa gereja dan tidak pernah saling terganggu satu sama lain. Dari tahun ke tahun perayaan natal di provinsi yang berjulukan Serambi Mekkah selalu berlangsung aman. Bahkan pihak aparat keamanan ikut mengamankan peribadatan non-Muslim yang minoritas di negeri syariat. Hal tersebut menunjukkan begitu toleransi masyarakat Aceh terhadap umat agama lain. Tak perlu melihat lebih jauh, pada 2011, sebuah media nasional Suara Pembaharuan menurunkan berita dengan judul “Perayaan Natal di Provinsi Aceh Berlangsung Aman” dalam berita tersebut dijelaskan secara umum natal berlangsung aman dalam suasana kondusif. Begitu juga dengan agama-agama lainnya seperti Hindu, Konghucu & budha, semua menjalankan ibadahnya dengan aman dan nyaman di bumi Aceh.
Aceh sendiri merupakan kepanjangan dari A=Arab, C=Cina,
E=Eropa, dan H=Hindia (India). Maka jangan heran jika masyarakatnya sangat
majemuk. Bentuk fisik yang beraneka ragam yang mana merupakan para pedagang
yang singgah di pesisir Aceh sejak ratusan tahun yang lalu. Terutama keturunan
Tionghoa yang mendiami salah satu “gampong”/kampong/tempat di Banda Aceh yang
benama Peunayong. Peunayong sendiri merupakan nama yang
diberikan oleh Sultan Iskandar Muda dulu dimasa jaya Kerajaan Aceh pada abad 17
silam. Peunayong sendiri berasal dari
kata peumayong = yang dipayungi secara
istilah artinya yang dilindungi, bahkan Pemerintah kota Banda Aceh setiap
tahunnya mengadakan festival Tionghoa di sekitaran Peunayong. Itu merupakan
bentuk konkrit lainnya toleransi yang sangat tinggi di bumi Serambi Mekkah
tercinta ini. Kenyataan ini semua
membuktikan bahwa Aceh yang oleh beberapa pihak tertentu mengklaim tidak
toleran sangatlah tidak beralasan. Islam di Aceh bisa berdampingan dengan
non-muslim lainnya.
referensi :
https://pencilouder.wordpress.com/2017/05/01/memanfaatkan-globalisasi-solusi-menanggulangi-kemiskinan-struktural-di-indonesia/
referensi :
https://pencilouder.wordpress.com/2017/05/01/memanfaatkan-globalisasi-solusi-menanggulangi-kemiskinan-struktural-di-indonesia/
Komentar
Posting Komentar