TUGAS ISD 2 : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk

Mortalitas``(Kematian)
Secara etimologi pengertian mortalitas(angka kematian) adalah jumlah kematian yang terjadi pada setiap 1000 jumlah penduduk dalam jangka waktu satu tahun.Mortalitas memiliki sifat dalam mengurangi jumlah penduduk.Mortalitas memiliki faktor pendorong yang menambah jumlah angka kematian(fakto pro mortalitas) dan faktor penghambat jumlah kematian(faktor anti mortalitas),faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut
Faktor-faktor yang mendukung mortalitas :
  • ·         Adanya bencana alam yang terjadi
  •       Adanya tingkat tindakan bunuh diri&pembunuhan yang tinggi
  • ·         Adanya peperangan
  • ·         Adanya Kecelakaan lalu lintas
  • ·         Adanya Penyakit
  • ·         Adanya tingkat Kriminalitas yang tinggi dalam suatu wilayah
  • ·         Sanitasi lingkungan&kondisi lingkungan yang buruk

Faktor-faktor yang tidak mendukung mortalitas :
  • ·         Tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi
  • ·         Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi
  • ·         Sanitasi lingkungan &  kondisi lingkungan yang sudah baik dan bersih
  • ·         Adanya situasi keamanan yang kondusif / adanya perdamaian
  • ·         Adanya kemajuan di bidang kesehatan & kedokteran
  • ·         Perbaikan gizi masyarakat yang sudah baik.
  • ·         Tingkat kriminalitas yang rendah
  • ·         Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk
  • ·         Tingkat bunuh diri yang rendah .

Ada beberapa jenis perhitungan angka kematian yaitu:
 - Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu.

- Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi,
sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.

-Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut:
– Rendah, jika IMR antara 15-35.
– Sedang, jika IMR antara 36-75.
– Tinggi, jika IMR antara 76-125.
Fertilitas (kelahiran)
Fertilitas merupakan kemampuan bereproduksi yang sebenarnya dari penduduk (actual reproduction performance).  Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan. Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya.

Fertilitas mencakup peranan kelahiran
pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada
perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari
rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlahanak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagaisuatu peristiwa kelahiran.Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis.
Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia.

 Faktor-faktor penunjang kelahiran) antara lain:
  • Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
  • Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
  • Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
  • Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
  • Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
  • Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
  • Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
  • Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak kedua.
  • Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.


Migrasi (Perpindahan)

Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempayt yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.


 Jenis-jenis Migrasi:
Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :

Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.
Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
·         Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
·         Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang  melakukan emigrasi disebut emigran.
·         Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk dari daerah ke daerah lain pada Negara tersebut. dibagi menjadi empat , yaitu :
Urbanisasi     => Dari desa ke kota
Transmigrasi => Dari pulau ke pulau (dari tempat yang padat ke tempat yang lengag)
Ruralisasi      => Dari kota ke desa
Evakuasi       => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman

Pengaruh Migrasi
Pada dasarnya faktor-faktor orang yang melakukan migrasi dibagi menjadi dua, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.

contoh faktor pendorong:
  • ·         Berkurangnya lapangan pekerjaaan di tempat asal
  • ·         Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus
  • ·         Adanya wabah penyakit berbahaya
  • ·         Makin berkurangnya sumber-sumber alam ditempat asal
  • ·         Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama atau suku di daerah asal
  • ·         Alasan perkawinan atau pekerjaan yang mengharuskan pindah dari daerah asal


Contoh penarik :
  • ·   Adanya rasa kecocokan di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok
  • ·         Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik
  • ·         Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
  • ·    Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang dianaggap menyenangkan misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas umum lainnya
  • ·    Banyak terdapat tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi penduduk-penduduk pedesaan atau kota kecamatan.


Pandangan Tentang Pertambahan Penduduk di Indonesia (berdasarkan sensus & statistik)


Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat majemuk. Terdiri dari sekitar 17.504 pulau (menurut data tahun 2004), dengan luas daratan mencapai 1,811,570 Km2 (699,451 sq. miles) dengan total luas geografis At 1,904,569 square kilometres (735,358 sq miles). Oleh karena itu Indonesia merupakan negara dengan luas dataran terbesar ke-14 serta  negara dengan terbesar ke-7 berdasarkan luas total wilayah laut & dataran.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) populasi indonesia pada tahun 2010 yaitu
lebih dari 237 641 326 juta jiwa, menasbihkan Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia setelah Tiongkok, india & Amerika Serikat. (sensus 2010 BPS.go.id)

Worlometers merupakan sebuah web statistik global yang menghitung perkiraan pertambahan penduduk dunia dengan Worldometers' RTS algorithm, berdasarkan data yang diperoleh dari UN (United Nations)/PBB serta berpegang ke fertilitas, mortalitas serta migrasi.
Berdasarkan data dari worldometers.info :
  • Indonesia merupakan negara dengan  populasi terbesar ke-4 dunia
  •  populasi Indonesia pada tahun 2017 ini sudah mencapai 264,694,324 1 oktober 2017.
  •  Populasi penduduk Indonesia merupakan 3,5% dari total seluruh penduduk dunia.
  • 54.6 % dari populasi orang Indonesia adalah kaum urban/perkotaan (144,200,189 di pertengahan 2017)
  • Umur median penduduk Indonesia adalah 28,3 tahun






                                                           www.worldometers.info


    Berdasarkan data dari weidometers Pertumbuhan rata-rata pertahun penduduk Indonesia selama periode 1975-2005 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Di tahun 70-an pertumbuahan penduduk Indonesia masih dikisan 2,7% hingga di dekade 80an menurun dibawah 2,5 %.. Dalam dekade 1990-1995, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,66 persen per tahun, kemudian antara 1995-2000 dan 2000-2005 turun menjadi 1,50 persen, dan 1,40 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini lebih ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan kelahiran lebih cepat daripada penurunan kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 20 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedang Crude Death Rate (CDR) pada akhir periode proyeksi, sedang Crude Death Rate (CDR) tetap besar 7 per 1000 penduduk dalam kurung waktu yang sama.
    Berdasarkan data tersebut juga bisa dilihat  bahwa penduduk urban (perkotaan) Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahunnya, yang mna pada tahun 2017 telah mencapai 140 juta lebih jiwa.





    weidometers juga membuat proyeksi kependudukan Indonesia dalam 3,5,10 hingga 40 tahun kedepan. Yang mana dalam beberapa tahun laju pertumbuhan penduduk Indonesia terus menurun hingga mencapai dibawah 1 %. Fertility ratenya juga terus menurun huingga rasionya mendekati 2. Sedangkan pada tahun 2050 kedepan populasi urban indonesia terus meningkat hingga mencapai 70%  (227 juta jiwa) dari 321 juta jiwa (ditahun 2050).keseluruhan total penduduk Indonesia. 



    Kesimpulan:
    Secara keselurahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun-ketahun jumlah penduduk Indonesia makin meningkat. Namun, laju pertumbuhan penduduknya  terus menurun,yang mana perencananan KB (Keluarga Berencana) yang dilaksanakan/dicanangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tergolong sukses di hal tersebut, Banyak masyarakat perkotaan bahkan pedesaan sekalipun hanya ingin memiliki masksimal 2 atau 3 anak. Selain itu masyarakat urban sekarang ini lebih mementingkan (fokus) ke sekolah, karir (kerja), bersenang-senang (tanpa tanggungan) dalam menjalani hidupnya. Sehingga dengan serta-merta angka fertilitasnya turun. Namun menurut Kepala BKKBN Surya Chandra surapaty selama ini, kata Surya,program KB bisa dikatakan gagal. Saat target Millenium develoment Goals (MDGs) menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 228 kematian (dalam 100 ribu kelahiran) menjadi 112 kematian (dalam 100 ribu kelahiran), justru yang terjadi menungkat menjadi 359 kematian (dalam 100 ribu kelahiran). Sehingga tingkat penekanan mortalitas ibu melahirkan belum sesuai target.
    Selain itu dengan meningkatnya populasi masyarakat urban juga meningkatnya perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota (urbanisasi). Sehingga migrasi nasional pun terjadi.Pemerintah harus cepat tanggap dalam mengatasi hal ini terutama dalam hal Pemerataan antarwilayah. Tingginya pertumbuhan penduduk akibat migrasi masuk sebenarnya menjadi sinyal bahwa daerah itu memiliki daya tarik ekonomi yang kuat. Pertumbuhan penduduk akibat tingginya angka kelahiran menciptakan angka ketergantungan yang besar. Belum lagi jika migrasi Internasional secara besar-besaran terjadi.

    Untuk mengatasi Pertumbuhan penduduk perlu adanya suatu perencanaan kawasan desa-kota yang menggunakan pendekatan kolaborasi yang memperhatikan kepentingan antar pihak baik kepentingan kota maupun desa. Di duga, persoalan perencanaan tata ruang perkotaan selama ini terus-menerus terjadi dan berulang karena bersifat top down atau mengabaikan aspek partisipasi warga desa dan warga kota.
    Artinya, perencanaan suatu wilayah selama ini bersifat sebagai “bahan jadi" yang harus dilaksanakan oleh para pemangku yang terkait termasuk penduduk setempat. Padahal suatu perencanaan wilayah tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada mekanisme pendukungnya.

    sumber :
    http://mediaindonesia.com/news/read/108748/pertumbuhan-penduduk-dan-pemerataan/2017-06-13

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS PTSC 2.4

TUGAS INOVASI SI 3.3

TUGAS PTSC 1.3